Jumat, 15 November 2013

OPINI

Kasus-kasus di sosial media
Kemajuan teknologi di era globalisasi dewasa ini semakin pesat sehingga memudahkan kita dalam melakukan berbagai hal yang berkaitan dengan teknologi. Saat teknologi internet dan mobile phone makin maju maka media sosial pun ikut tumbuh dengan pesat. Sosial media yang kita gunakan selama ini adalah salah satu kecanggihan dari kemajuan teknologi yang ada. Sosial media sendiri adalah sarana untuk bekomunikasi dengan orang lain yang memanfaatkan media online dalam waktu yang cepat dan tak terbatas. Pesatnya perkembangan media sosial kini dikarenakan semua orang seperti bisa memiliki media sendiri. Jika untuk memiliki media tradisional seperti televisi, radio, atau koran dibutuhkan modal yang besar dan tenaga kerja yang banyak, maka lain halnya dengan media.
Seorang pengguna media sosial bisa mengakses menggunakan social media dengan jaringan internet bahkan yang aksesnya lambat sekalipun, tanpa biaya besar, tanpa alat mahal dan dilakukan sendiri. Kita sebagai pengguna social media dengan bebas bisa mengedit, menambahkan, memodifikasi baik tulisan, gambar, video, grafis, dan berbagai model content lainnya. Facebook, Twitter, Myspace, Path, Youtube, Instagram, Yahoo, dan jejaring sosial lainnya merupakan contoh dari media sosial yang ada saat ini. Manfaat akan sosial media yang digunakan oleh para pengguna akan dirasa berbeda antara satu orang dengan banyak orang. Menurut saya pribadi dengan adanya sosial media, ini dapat membantu saya dalam mengerjakan tugas kuliah yang sering kali mencari sumber informasi dari wikipedia , blog, wordpress, dan lain-lain. Saya pun salah seorang pengguna media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram dan youtube.
Menurut pendapat saya dengan kita menggunakan media sosial Facebook dan twitter, banyak manfaat yang dapat kita peroleh namun adapula hal yang dapat merugikan si pengguna media sosial. Kita dapat berkomunikasi dengan teman, saudara , kolega, atau bahkan orang yang belum pernah kita kenal sebelumnya dapat kita temui di media sosial ini. Selain itu media sosial ini juga dijadikan ajang  untuk berbisnis seperti online shop, dakwah, berbagi informasi penting lainnya. Twitter sendiri hanya menampung 140 karakter dibandingan Facebook yang dengan luas kita dapat menulis apapun selagi itu dalam konteks yang benar.
Namun, ada saja pengguna media sosial facebook dan twitter yang menyalahgunakannya mulai dari penipuan, penculikan,  ajang adu mulut, pencemaran nama baik dan masih banyak jenis kriminal lainnya. Seperti yang kita ketahui saat facebook sedang merajalela di kalangan muda banyak sekali pengguna yang tertipu daya akan sosok yang baru dikenalnya lewat facebook, padahal kebenarannya belum terbukti. Tak dapat dipungkiri profil pengguna dari facebook 80% itu menggunakan profil palsu. Mereka seringkali menggunakan foto orang yang dianggap cantik atau tampan, mengisi bio yang palsu seakan itu sangat dilebih-lebihkan. Dan yang menjadi korban saat mereka berkenal dengan orang yang baru dikenal dengan melihat profil yang menarik,  itu justru remaja yang masih duduk dibangku SMP atau SMA. Banyak stasiun televisi , media elektronik lainnya dan surat kabar yang memberitakan kasus penculikan hingga pelecehan sexsual akibat dari media sosial facebook. Seperti yang kita ketahui beberapa bulan yang lalu tepatnya akhir bulan agustus , telah terjadi tindakan penculikan perkosaaan seorang gadis belia yang masih duduk dibangku sekolah. Saat saya menonton acara berita tersebut ditelivisi, dipaparkan bahwa seorang tersangka adalah supir angkot tembak dan ini terjadi di daerah depok. Awal mula perkenalan mereka dari facebook hingga tersangka mengajak korban untuk bertemu di salah satu mall yang ada di daerah tersebut, dituturkan si korban bahwa saat pertemuan pertamanya tersangka tidak menunjukan gelagat yang mencurigakan hingga saat pertemuan yang kedua kalinya terjadi, naas saat yang ketiga kalinya tersangka mengajak korban bertemu yang awalnya si korban sempat menolaknya, namun karena diiming-imingi sejumlah uang akhirnya si korban menerutinya. Hingga saat mereka bertemu tersangka langsung membawa korban kerumah kontrakannya dan disekap untuk beberapa hari. Sangat miris untuk didengar ternyata selama disekap si korban dipaksa untuk melakukan hubungan intim dengan tersangka tanpa di beri makan. Hingga saat tersangka sedang pergi si korban kabur dan melaporkan kejadian tersebut kepada polisi setempat. Tersangka pun akhirnya dibekuk polisi dan dipenjara. Seharusnya memang sosial media yang semakin pesat kemajuannya dapat digunakan sebaik mungkin bukan disalahgunakan hingga menimbulkan banyak masalah termasuk kasus kriminal. Alahkah baiknya setiap pengguna sosial media tahu batasan-batasan saat menggunakan sosial media tersebut. Apalagi jika yang memanfaatkan dan menggunakan sosial media tersebut adalah anak-anak yang masih duduk dibangku sekolah. Mereka sering kali lepas kontol tentang apa yang mesti mereka lihat atau apa yang harus mereka tidak lihat sama sekali. Disinilah harus adanya peranan orang tua yang mungkin harus lebih memperhatikan apa yang anaknya lakukan selama tidak berada disekolah. Tak dapat dipungkiri seorang anak apalagi meranjak remaja selau ingin mencoba apa yang sudah dilihatnya , karena rasa penasarannya. Sedangkan disekolah mungkin pihak dari sekolah harus lebih menegaskan dari peraturan  yang sudah dibuat agar para murid tidak dengan mudah untuk melanggarnya. Seperti sering dilakukannya razia handpone, untuk memeriksanya dari hal yang berbau sexsual.

Lain halnya dengan instagram , media sosial ini merupakan aplikasi berbagi foto dengan cepat, menerapkan filter digital dan membagikannya ke berbagai jejaring sosial. Satu fitur yang unik di Instagram adalah memotong foto menjadi bentuk persegi,  sehingga terlihat seperti hasil kamera Kodak Instamatic dan Polaroid. Tentu ini akan memberikan banyak inspirasi bagi pengguna instagram lainnya. Dengan makin berjalannya waktu, Instagram pun terus berkembang. Pada awal mulanya yang hanya beberapa pengguna saja, sekarang sudah melebihi 8 juta pengguna dari seluruh dunia. Tidak hanya itu saja untuk menyeimbangi makin bertambahnya para pengguna Instagram, versi Instagram pun terus meningkat. Pada tanggal 20 September 2011,  Instagram telah mengeluarkan versi terbarunya yaitu 2.0 dengan beberapa fitur-fitur yang ditambahkan dan juga diperbaiki. Melalui Instagram, kita dapat melihat banyak foto-foto yang sudah di share, mulai dari foto teman-teman, idola kita, hingga orang yang mempunyai peranan penting seperti ibu negara dan lain-lain. Namun tanpa disadari Instagram dapat menjadi ajang adu mulut anatara pengguna instagram yang satu dengan yang lainnya. Seperti yang kita, saat Ibu Ani Yudhoyono share sebuah foto seorang pemain saxophone mengais rezeki di Central Park, New York  pada Instagram tanggal 31/05/2013 tepatnya jam 3 sore,  Beliau membalas komentar follower nya bukan sekedar membalas komentar tetapi bu Ani marah- marah. Padahal Ibu Ani jarang sekali loh membalas komentara para followers nya. Sebelumnya seorang followers membuat komentar di salah satu foto yang diunggah oleh Ibu Ani. “Lagi di amrik bu? mentang2 besok harga premium naik malah kabur aje nih”, Tulis salah satu follower. Kemudian 5 menit berselang, Ibu Ani yang sepertinya tidak suka dengan komentar salah satu followernya itu langsung membalas. “@gregorytambunan koq lucu ya komentarnya? Siapa yang kabur? Sebelum berangkat kunjungan ke Swedia dan NY, Presiden juga sudah konpers menjelaskan apa tujuan kunjungan. Jangan asal komentar, tidak bagus bung!”. Sementara dalam pantauan jadiberita.com pada (2/6), Komentar tersebut sudah dihapus dari akun instagram @aniyudhoyono. Ada pula followers lain yang tetap mendukung Ibu Ani agar tetap semangat. Seperti ditulis oleh salah satu Followernya “so far instagram buat share foto dan komen tentang foto tersebut.. Biasanya yg komennya kmana2 feed instanya juga kmana2.. Contohnya ya yg komen pedes diatas.. Liat feed instanya sampah. Bu @aniyudhoyono keep shooting bu.. Suka liat fotonya.. At least bisa tau perspektif sebuah objek dari mata seorang ibu negara..”. Menurut pendapat saya, mengomentari foto yang sudah diunggah boleh-boleh saja tapi kita juga harus ingat jika kita membuat statement yang justru menjelekan pengguna isntagram yang sudah mengunggah foto kita juga harus ingat, jika bukan hanya kita dan pengguna saja yang melihat, tapi jutaan orang diluaran sana bahkan diseluruh dunia pun bisa melihatnya. Sehingga kalau kita membuat statement yang salah bukan hanya memalukan diri sendiri tetapi juga citra bangsa kita sendiri. Ya sebaiknya kalau mau mengomentari sebuah foto harus lebih diperhatikan lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar