Selasa, 03 Juli 2012

Museum Perundingan Linggarjati Kuningan


Museum Perundingan Linggarjati Kuningan
               Museum Linggarjati terletak di Desa Linggarjati Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan Jawa Barat. Di kaki gunung Ciremai lokasinya mudah dicapai dari Kabupaten Kuningan maupun Kota Cirebon, didukung dengan sarana transportasi yang bagus. Tempat ini menjadi unggulan salah satu tujuan wisata di daerah Kuningan.

Museum Linggarjati merupakan saksi perjuangan bangsa Indonesia dalam bidang diplomasi untuk mencapai kemerdekaan Indonesia sehingga menghasilkan “ Perjanjian Linggarjati” untuk mengakhiri perselisihan antara pemerintah Republik Indonesia dengan pemerintah Belanda yang ditandatangani antara pemerintah Republik Indonesia dengan pemerintah Belanda dimana pemerintah Inggris berlaku sebagai penengah. Museum Linggarjati terletak tidak jauh dari jalan raya Kuningan dan letaknya lebih tinggi dari permukaan jalan raya, sehingga pengujung bisa melihat daerah sekelilingnya seperti hamparan pepohonan tingggi dikiri dan kanan jalan raya, yang terletak dibawahnya dan kawasan perbukitan dan Gunung Ciremai pun dapat terlihat dari lokasi museum. Objek wisata ini terasa asri dan sejuk dengan rindang pepohonan ditambah lokasinya yang terletak di kawasan dataran tinggi. Museum Linggarjati terdiri dari beberapa bangunan seperti rumah besar satu lantai bergaya kolonial Belanda yang saling bekaitan satu sama lainnya.

Kendaraan besar seperti bus, mobil pribadi dan motor dapat diparkir di tempat parkir yang cukup luas didepan museum. Selain itu terdapat banyak rumah makan maupun kafe untuk makan dan beristirahat. Ada juga pedagang yang menjual buah-buahan hasil perkebunan dari masyarakat sekitar , mengingat kondisi tanah di daerah ini sangat subur sehingga menjadikan kawasan ini merupakan daerah persawahan dan perkebunan. Didepan museum linggarjati terdapat plang bertuliskan “bangunan cagar budaya gedung perundingan linggarjati dilindungi undang-undang no 5 tahun 1992 tentang benda cagar budaya kementrian kebudayaan dan pariwisata balai pelestarian dan peninggalan purbakala serang.
               Di dalam Museum Linggarjati terdapat hasil “Perundingan Linggarjati” yang terpampang dalam papan besar dilapisi kaca berlatarbelakang warna kuning di dinding dan di tulis dengan ejaan lama.
NASKAH PERSETOEDJOAN LINGGARJATI
1.LINGGARDJATI 10-15 NOVEMBER 1946
2.DITANDA-TANGANI DI DJAKARTA TGL.25 MARET 1947
DELEGASI INDONESIA
1.SUTAN SYAHRIR
2.Mr.SOESANTO TIRTOPRODJO
3.D.R A.K GANI
4.Mr. MOHAMMAD ROEM
DELEGASI BELANDA
1.      PROF.Dr.Mr.SCMERHORN
2.      Dr. VAN MOOK
3.      Mr. VAN POOL
4.      Dr.F.DE BOER
SAKSI
1.      Dr. LEIMAENA
2.      Dr. SOEDARSONO
3.      Mr. AMIR SYARIFFUDIN
4.      Mr. ALI BOEDIARDJO
PENENGAH LORD KILLEARN
               Di dalam naskah peundingan yang ditandatangani Pemerintah Republik Indonesia dengan Pemerintah Belanda yang difasilitasi Pemerintah Inggris, terdapat 17 pasal dan 1 pasal penutup tapi inti perundingan terdapat di beberapa pasal karena mengatur wewenang dan kekuasaan Republik Indonesia dan kerajaan Belanda. Kemudian menghasilkan ketidakpuasan, banyak kalangan tokoh Republik Indonesia baik kalangan sipil maupun kalangan militer karena sangat merugikan Indonesia dan menguntungkan Kerajaan Belanda.

Pasal 1

Pemerintah belanda mengakoei kenjataan kekoeasaan de facto pemerintah republik indonesia atas Djawa, madoera dan soematra. Adapoen daerah-daerah jang didodoeki pleh tentara serikat atau tentara belanda dengan berangsoer-angsoer dan dengan kerdjasama bersama antara kedoebelah pihak akan dimasoekkan poela kedalam wilayah republik.

Pasal 2

Pemerintah belanda dan pemerintah republik indonesia bersama menjelanggarakan segera berdirinja sdeboeah negara berdaulat dan berdemokrasi jang berdasarkan perserikatan dan dinamai negara republik indonesia serikat.

Pasa 4

Adapoen negara-negara jang kelak meroepakan Negara Indonesia Serikat itoe ialah repoeblik Indonesia, Boeneo dan Timoer-Besar.

Pasal 8

Di poetjoek persekoetoean Belanda Indonesia itoe doedoeklah radja Belanda. Kepoetoesan-kepoetoesan bagi mengoesahakan kepentingan-kepentingan bersama itoe ditetapkan oleh alat-alat kelengkapan persekoetoean itoe atas nama baginda radja.

               Diruangan berikutnya atau ruang tamu dalam museum terdapat gambaran suasana Perundingan Linggarjati dalam kotak kaca besar setinggi hampir 2 meter ruangan sidang meja-meja perundingan dan patung-patung delegasi dari Pemerintah Indonesia serta kerajaan Belanda duduk di meja yang saling berhadapan dan ditengahi delegasi kerajaan Inggris di ruangan ini terdapat foto-foto menggambarkan kondisi saat itu.
Ruangan berikutnya atau ruang tengah merupakan ruangan yang digunakan sebagai ruangan perundingan yang menghasilkan perjanjian Linggarjati di ruangan ini masih seperti dahulu baik perabot, meja dan kursi dari kayu , lampu gantung kuno, jendela, laci , dan lain-lain. Belum ada yang berubah sama dengan kondisi 65 tahun lalu. Meja dan kursi Lord Killearn terletak paling ujung tepat di depan jendela sedang di kiri dan kananya masing-masing terdapat 2 buah meja dengan masing-masing meja terdapat 4 buah kursi milik delegasi kerajaan Belanda dan delegasi pemerintah Indonesia di meja tersebut terdapat nama-nama dari masing-masing delegasi dan di seberang terdapat sebuah meja bundar dengan 4 buah kursi milik para saksi perundingan tersebut.
               Gedung perundingan linggarjati juga merupakan tempat tinggal sementara para delegasi beserta pihak penengah yang bersidang. Disini terdapat kamar dimana Lord killearn penengah dari Kerajaan Inggris tinggal. Terdapat sebuah meja bundar kecil dengan 43 buah kursi dan 1 sofa berwarna biru tua di kamar ini. Selain itu terdapat lemari pakaian dan foto tua saat Lord killearn berdiskusi dengan Bung Karno, sketsa Bung Karno bersama Lord killearn dan lukisan bung karno menghimbau agar masyarakat menerima hasil perundingan linggarjati demi persatuan dan kesatuan Bangsa dalam bingkai kaca digantung di dinding.
               Dari foto-foto tua yang dipajang disini dapat kita ketahui sejarah gedung ini. Awalnya merupakan gubug milik Ibu Jasitem warga asli Indonesia di tahun 1918, di tahun 1921 gubug dan area sekitarnya dibeli seorang Bangsa Belanda bernama Tersana dan dirombak menjadi rumah semi permanen, di tahun 1930-1935 rumah ini dibeli keluarga Van Ost Dome yang berkewarganeraan Belanda dan di rombak menjadi rumah tinggal yang lebih baik seperti sekarang ini. Kemudian oleh seorang yang berkebangsaan Belanda bernama Heiker di kontrak dan dijadikan hotel “ Rus Toord”.
               Di tahun 1942 ketika jepang menguasai Indonesia oleh pihak jepang fungsinya sebagai hotel tidak dirubah hanya diganti namanya menjadi “Hotel Hokay Ryokan”. Dan akhirnya ketika Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya di tahun 1945 hotel ini diganti namanya menjadi “ Hotel Merdeka”, konsep pembagian sebagai ruang hotel pun masih bisa dilihat sampai saat ini di museum Linggarjati.
               Saat aksi militer Belanda ke 2 dari tahun 1948-1950 gedung ini dijadikan markas Belanda di tahun 1950-1975 gedung ini dirubah fungsinya menjadi Sekolah Dasar Linggarjati ketika di tahun 1975 Bung Hatta dan Ibu Syahrir mengunjungi gedung ini dan membawa pesan bahwa gedung ini akan dipugar dengan bantuan dana dari Pertamina namun, belum sempat terealisasi. Akhirnya di tahun 1976 gedung ini diserahkan kepada departemen pendidikan dan kebudayaan nasional untuk dijadikan museum memorial dengan nama museum Linggarjati.
               Di halaman museum Linggarjati terdapat monumen peringatan Perundingan Linggarjati. Monumen ini tingginya hampir 3 meter, terdiri dari 3 bagian meliputi dasar monumen, badan monumen berdasar warna hitam terdapat lukisan jabat tangan antara delegasi Indonesia dengan kerajaan Belanda yang disaksikan Lord Killearn penengah dari kerajaan Inggris yang berdiri di tengah-tengah dan dibawahnya terdapat isi pokok-pokok perjanjian Linggarjati , sedangkan dibagian puncak terdapat batu hitam dengan lukisan 5 pilar masyarakat Indonesia.
Petani, agamawan , wanita tentara, dan pemuda yang saling berangkulan sebagai wujud kekuatan utama bangsa Indonesia yang teguh membela kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi dibawah patung Garuda Pancasila sebagai alat pemersatu seluruh komponen bangsa.
               Museum Linggarjati terbuka untuk umum dan dapat dikunjungi mulai dari
1.      Senin-Jumat dari jam 07.00-15.00 WIB
2.      Sabtu-Minggu dari jam 08.00-17.00 WIB





Tidak ada komentar:

Posting Komentar